Membahagiakanmu Ibu, It’s My Dream

Senada mentari yang tak lupa menyapa
Tak pernah meredupkan sinarnya
Kecuali ada awan yang menghalanginya
Kau pun juga

Tak ada waktu terlewatkan tuk hadir di hidupku
Kecuali kantuk sedang menghampirimu
Atau tugas-tugas yang menunggu

Namun aku yakin doa dan kasih kan saling tertaut
Untuk itu tak ada alasan untuk takut

Aku bukan pujangga
Nan mahir menarasikan seseorang lewat tulisan panjang
Namun aku anak biasa
Yang menorehkan ketulusan tanpa lekang

Sebagaimana eksistensi manusia
Dimana tak tersemat kata sempurna
Selalu ada celah titik noktah
Baik khilaf maupun salah

Namun bukankah itu jalan untuk senantiasa bermuhasabah
Bahwa tiap scene yang kita lalui selalu mengandung Ibrah

Sepertinya bahagiaku tidak akan pernah berhenti
Namun bagiku terlalu banyak tentangmu untuk disyukuri
Kita tak pernah tahu kapan detak jantung kan berhenti

Apabila menunggu nanti
Bagiku terlalu terlambat untuk menikmati
Yah, menikmati kesempatan yang bisa jadi tak terulang dua kali
Kesempatan untuk menyadari bahwa Tuhan memberikan keindahan pada salah satu makhluk di bumi
Yang tak tak pernah absen dalam membersamai setiap hari

Menyapa tiap pagi
Dan melelapkan di malam hari
Mengisi cerita di siang hari
Dan mengevaluasi di sore hari

Aku tak pernah tau sampai kapan waktuku
Namun yang kutau semakin mensyukuri itu
Tuhan kan menambah durasi
Setidaknya aku bisa bersemayam dalam dekapmu lebih lama lagi

Jemariku menggila
Liar menoreh rasa yang tiada ada ujungnya
Bahwa eksistensi pena
Tak sanggup merepresentasikan aksara dalam jiwa

Kediri, 10 Februari 2022

Baca Juga:  Memuliakan Ibu Tersayang
Makhyatul Fikriya
Mahasiswi Ilmu Hukum UIN Bandung Sekertaris II Keluarga Duta Santri Nasional

Rekomendasi

Hikmah

Makna Iqra

Sudah begitu masyhur, 17 Ramadan Tuhan menurunkan wahyu pertama sekaligus menandai Kenabian Muhammad ...

Tinggalkan Komentar

More in Syair