Kriteria Lembaga Pendidikan yang Baik

“Tadz, bagaimana cara memilih lembaga pendidikan yang baik?”, tanya salah seorang jamaah tahlil di masjid.

Saya jadi teringat apa yang disampaikan Prof Muhaimin (Allahuyarham) ketika mengajar materi Idarah Al-Ta’lim (managemen pengajaran) di kelas magister dua puluh tahun yang lalu. Kata beliau, “Melihat sekolah atau lembaga pendidikan itu bisa menggunakan cara yang disampaikan Rasulullah ketika melihat seorang wanita untuk dinikahi;

تنكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ: لِمَالِهَا، وَلِحَسَبِهَا، وَلِجَمَالِهَا، وَلِدِينِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ

“Wanita dinikahi karena 4 hal: hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan agamanya. Pilihlah yang memiliki agama, maka kalian akan beruntung.”

Kemudian beliau tersenyum dan mengambil nafas panjang. “hanya sebagai qiyas lo, atau pertimbangan, bukan satu-satunya cara memilih lembaga pendidikan dengan 4 hal di atas, tetapi ini sangat penting untuk diperhatikan. Pertama, lihat kekuatan finansialnya, dan di antara kekuatan finansialnya kita dapat melihat gedungnya, fasilitas bangunannya, gaji pendidiknya, tentunya modal sekolah yang cukup, karena sekolah yang berkualitas tinggi memerlukan modal yang sangat besar, dan modal yang tinggi dengan fasilitas yang memadai, maka lembaga itu masuk katagori bagus “.

Kalau gedungnya bagus, tertata rapi, megah, luas, maka dapat dipastikan sekolah tersebut memiliki mal (kekayaan), atau harta yang cukup. Dan dengan kekayaan itulah sekolah bisa berkembang, dan mengembangkan sayapnya”.

Mungkin di benak teman-teman kelas berkecamuk, benarkan pilihan pertama adalah finansialnya finansial yang bagus? Dalam pikiran saya juga sama, tetapi dapat dibenarkan. Bila lembaga pendidikan bagus finansialnya, maka lembaga tersebut dapat membuat kelas yang bagus, perpustakaan dengan refrensi yang lengkap, laboratoriumnya, dan lainnya. Sehingga pendidikan yang memadai dalam fasilitasnya (walau hanya sebagai pendukung) akan dapat mengantarkan anak didiknya dalam pemerolehan sesuatu yang baru.

Baca Juga:  Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pesantren dan Pendidikan Keagamaan di Masa Pandemi

“Kedua, memilih wanita itu dilihat dari nasabnya, maka dalam sekolah, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di dalamnya harus jelas nasabnya, bukan nasab keturunan siapa lo, tetapi nasab keilmuannya. Kita memasukkan anak di lembaga yang jelas nasab keilmuan gurunya, dosennya, ustadznya. Karena ini sangat berpengaruh pada karakter dan keilmuan anak didik kita”.

Mungkin di antara yang dimaksudkan oleh Prof Muhaimin adalah “Al-Isnad minad din; laulal isnaad laqala man sya’a ma sya’a. Artinya, “Sistem sanad bagian dari fondasi agama. Andaikan tidak ada sanad, orang akan berbicara agama sesuai hawa nafsu dan kepentingannya saja”.

Selain sanad keilmuan yang juga penting dalam lembaga pendidikan, perguruan tinggi misalnya, adalah gelar akademik, walau ini bukan satu-satunya lo, tetapi dari gelar akademik itulah di antara indikator bahwa pengajar tersebut sudah melalui jenjang pendidikan dan siap untuk mengajar.

Berikutnya adalah “lijamilaha”, kecantikannya. “Kecantikan dalam sekolah atau lembaga pendidikan itu secara kasat mata, dapat dilihat dari bangunan yang bagus dan tertata rapi, kebersihan yang terjaga, kemegahan bangunannya. Demikian juga ruang-ruang kelasnya” kata beliau.

Dan kecantikan ini, tidak hanya dilihat dari gedungnya dan fasilitas yang memadai. Tetapi, juga dapat dilihat dari kurikulumnya. Infrastruktur yang bagus, perangkat teknologi yang canggih, alat peraga yang lengkap dan lainnya.

Apa kata Prof Muhaimin, dalam kriteria yang keempat, li diniha, agamanya. “Lembaga pendidikan yang paling penting adalah melihat li diniha, apa yang diajarkan di lembaga tersebut? Dan generasi unggul, berkarakter dan berakhlak adalah harapan bangsa dan agama, di sinilah pentingnya visi, misi, tujuan dari sekolah tersebut, arahnya ke mana?. Kurikulumnya bagaimana? Apa saja materi pelajarannya?. Lihat terlebih dahulu, takutnya mengajarkan sekularisme, atau ideologi-ideologi yang tidak sesuai dengan agama dan dasar-dasar bangsa kita, maka carilah agamanya (ajaran didalamnya), itulah yang paling penting dari sekian kriteria yang tiga di atas”.

Baca Juga:  Sifat Guru yang Baik

Maka, “fadzfar bidzati ad-din, kalian akan beruntung” pilihan ke kempat inilah yang paling penting dari sekian pilihan di atas. Agamanya, ideoligi lembaga pendidikan tersebut. Fasilitas penting, keilmuan guru penting, tetapi ada yang lebih penting dari semua itu adalah ajaran dari sekolah atau lembaga pendidikan itu.

Menarik bila kita renungkan dengan empat kriteria tersebut. Tentunya cara melihat dengan 4 kriteria di atas bisa berbeda-beda, dan hasilnya juga bisa berbeda-beda. Lembaga yang baik, modal yang cukup, pengajar yang punya kompetensi dan profesional, managemen yang baik, sarana prasaran yang memadai, dan kurikulum yang jelas.

**
Beberapa kalimat yang ada di atas hanyalah rekaman pikiran saya secara umum, memaknai dari apa yang disampaikan Prof Muhaimin 20 tahun yang lalu, dan baru teringat hari ini (21/5/2022) ketika ada seseorang yang bertanya tentang kriteria sekolah yang bagus.

Al-Fatihah untuk Beliau Prof Dr. Muhaimin (Guru Besar Pendidikan Islam UIN Malang), mudah-mudahan segala amalnya diterima oleh Allah swt.

**

*Wakil Dekan bid Akademik Fak. Humaniora UIN Malang
– Pengasuh PP. Darun Nun Malang

**
Kajian-kajian Al-Qur’an, Mu’jizat Al-Quran, Balaghah, Sasta Arab, Turast Islamiyah, Keagamaan, Kajian Bahasa dan asal Muasal Bahasa, dan lainnya.

Halimi Zuhdy
Dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, dan Pengasuh Pondok Literasi PP. Darun Nun Malang, Jawa Timur.

Rekomendasi

Tinggalkan Komentar

More in Opini