KKN Emocare IPMAFA Mengadakan Jidar (Ngaji Daring) Dengan Tema Dakwah Bil Medsos

PATI, Pesantren.id – Pada hari kamis (23/7) KKN MDR Emocare Institut Pesantren Mathaliul Falah pati mengadakan ngaji daring (JIDAR) yang bertemakan “Dakwah Bil Medsos “ dengan Narasumber Bapak Nauvar Yazid, beliau adalah Wakil Ketua PC GP Ansor Pati yang dipandu Oleh M.Roghib Shofiyal Hadi yang merupakan Anggota Dari Tim KKN EMOCARE IPMAFA  Pati .

Acara ini Berlangsung Mulai Pukul 19.00-21.00 WIB yang disiarkan Melalui Media Sosial FB, Instagram, dan YouTube dari KKN EMOCARE IPMAFA.

Gambar Host: M.Roghib Shofiyal Hadi saat Ngaji Daring

Dakwah, kata ini sering sekali sudah familiar di telinga banyak orang, menurut bahasa dakwah artinya seruan atau ajakan. Sedangkan menurut  istilah dakwah berarti seruan atau ajakan untuk berbuat kebaikan.

Sepanjang sejarah, salah satu dakwah yang dianggap paling sukses adalah dakwah yang dilakukan oleh Wali Songo. Para wali tersebut mampu mengislamkan sepanjang pesisir utara pantai Jawa dalam kurun waktu yang kurang dari lima puluh tahun. Hal itu dikarenakan Metode dakwah yang dipakai Wali Songo dalam mengajak masyarakat untuk menyembah Allah bukanlah menjadi suatu rahasia lagi. Mereka berdakwah tanpa merombak total tradisi yang sudah mengakar. Mereka juga berdakwah dengan seni dan budaya; wayang, kenduri, lagu-lagu atau syi’ir, dan lainnya. Tentu apa yang dilakukan Wali Songo itu merupakan sebuah pencapaian yang sangat luar biasa mengingat waktu itu sarana dan prasarana untuk dakwah sangat terbatas. Saya melihat Wali Songo berdakwah dengan cara-cara yang kreatif, inovatif, dan responsif terhadap permasalahan yang ada di tengah-tengah umat. Itu lah esensi yang perlu kita tiru dan terus kembangkan untuk kemajuan dakwah.

Sekarang ini kita sedang mengalami era revolusi informasi  dimana kita sebagai generasi milenial menerima apa yang seharusnya kita tidak terima baik itu mau ataupun tidak, di era ini kita terbentang akan jarak dan juga waktu serta seiring perkembangan zaman ada beberapa hal yang harus  diperhatikan antara lain:

Baca Juga:  Bisakah Pondok Pesantren Menerapkan Pendidikan Via Daring?

Konten yang di produksi harus dipastikan bermanfaat karena pada dasarnya wasathiyah (moderasi) itu harus dikedepankan agar tidak memunculkan pro dan kontra, serta harus memperhatikan isu-isu yang berkembang di tengah  masyarakat serta manfaatkan media sosial sebagai media dakwah sebaik mungkin.

Keuntungan dakwah bil medsos sebenarnya sangat banyak mengingat sekarang ini tak ada orang yang tidak tahu akan gadget atau teknologi dan tidak pernah jauh dengan yang namanya gadget serta media sosial sekarang sudah banyak sekali yang menggunakannya baik itu tua ataupun muda.

Strategi yang dapat kita gunakan untuk dakwah bil medsos diantaranya yaitu:

-Rumuskan dulu konten yang akan di buat.

-Pahami dan Rumuskan dengan Benar apa yang ingin kita capai ,jangan sampai kita ikut provokasi.

-Kemas konten dengan baik dan ramah sehingga diterima dan dipahami oleh masyarakat.

Batasan dalam melakukan dakwah bil medsos itu yang paling penting ketika dakwah jangan sampai memprovokasi atau  menebar kebencian ,ketika mulai dakwah kita harus paham konten yang kita buat baru setelah itu baru kita klasifikasi siapa sasaran/target yang bisa kita tuju.

Semisal kita membuat konten dakwah untuk remaja masa kini ,kita harus bisa menyesuaikan dengan bahasa anak zaman sekarang sehingga mudah untuk dipahami dan diterima.

Jadi kita sebagai generasi milenial yang menggunakan medsos harus memperkuat iman dan juga menggunakan media sosial sebaik mungkin agar dapat bermanfaat dan dapat diterima oleh orang lain.

Menurut pak nouvar Yazid “Media itu lebih enak digunakan untuk Public spare  yang artinya selalu menginformasikan hal apapun  tetapi harus hal-hal yang baik dan benar “. []

Fatin Lathifatuz zahroh
Mahasiswi Institut Pesantren Matholiul Falah Pati

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Berita