Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)…” – QS Al Baqarah,185).

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha mensyukuri.” (QS Faathir: 29-30)

Ramadan memang istimewa yang salah satunya adalah dipilih oleh untuk turunkan Al Quran. Demikian juga membaca Al Quran di bulan Ramadan menghadirkan beberapa keutamaan. Sebagai orang yang beriman sangat berkepentingan dengan berbagai keutamaan ini, karena dapat menjadi rujukan penting untuk kita memperbaiki amal ibadah kita, terutama di bulan Ramadan.

Ada tujuh keutamaan membaca Al Quran. Pertama, memberi syafaat di hari akhir. Rasulullah saw bersabda, “Puasa dan Al Quran akan memberi syafaat (pertolongan) pada seorang hamba di hari kiamat.” Puasa berkata: “Ya Tuhanku, karena aku orang tersebut menahan makanan dan syahwat. Berilah syafaat bagiku untuknya.” Al Quran juga berkata: “Ya Tuhanku, karena aku orang tersebut menahan tidak tidur di malam hari. Berilah syafaat bagiku untuknya.” (HR Ahmad dan Thabrani). Betapa beruntungnya orang yang bisa memanfaatkan waktunya untuk membaca Al Quran pada Ramadan. Tidaklah sia-sia, melainkan memperoleh syafaat kelak di yaumil akhir.

Kedua, memperoleh kebaikan berlipat. Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka baginya satu kebaikan, dan setiap kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan. Saya tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi). Untuk memotivasi umat Islam dalam membaca Al Quran, maka pahala diberikan dengan berlipat ganda.

Baca Juga:  Nasehat Luqman Al Hakim

Ketiga, dikumpulkan di surga bersama malaikat. Hal itu sebagaimana sabda Nabi saw berikut: “Orang yang mahir membaca Al Quran kelak (mendapat tempat di surga) bersama para malaikat yang mulia lagi taat. Sementara orang yang kesulitan dan berat jika membaca Al Quran maka ia mendapatkan dua pahala.” (HR. Bukhari dan Muslim). Betapa membahagiakan, bahwa pembaca Al Quran yang ikhlas akan memperoleh kesempatan di surga bersama malaikat. Suatu privaledge yang sangat berharga.

Keempat, Al Quran mengangkat derajat orangtua di akhirat. Rasulullah saw bersabda yang artinya: “Barang siapa membaca Al Quran dan mengamalkannya, maka kedua orangtuanya akan dipakaikan mahkota pada hari kiamat yang cahayanya lebih indah daripada cahaya matahari di rumah-rumah di dunia ini. Maka apa pendapatmu tentang orang yang mengamalkannya? “ (HR. Abu Dawud). Orangtua yang mengetahui manfaatnya membaca Al Quran, maka pasti bersemangat untuk mendidik dan membimbing anaknya untuk bisa fasih membaca Al Quran. Saat ini jumlah orangtua yang bersemangat untuk mengupayakan anaknya ahli Al Quran semakin banyak. Semoga berlangsung terus, sehingga tercipta generasi Qurani.

Kelima, Orang yang membaca Al Quran diibaratkan seperti buah utrujjah. Rasulullah saw bersabda; “Perumpamaan orang mukmin yang membaca Alquran adalah seperti buah utrujjah; aromanya wangi dan rasanya enak. Orang mukmin yang tidak membaca Al Quran adalah seperti sebuah kurma; tidak ada wanginya, tetapi rasanya manis. Orang munafik yang membaca Al Quran adalah seperti tumbuhan raihaanah (kemangi); aromanya wangi tetapi rasanya pahit, sedangkan orang munafik yang tidak membaca Al Quran adalah seperti tumbuhan hanzhalah; tidak ada wanginya dan rasanya pahit.” (HR Bukhari dan Muslim). Suatu perumpamaan yang baik sekali dan menyenangkan bagi orang mukmin Allah yang menyukai dan membiasakan membaca Al Quran.

Baca Juga:  Tuturan Kisah al Quran yang Indah

Keenam, Tanda cinta kepada Allah adalah mencintai Alquran. Ibnu Mas’ud berkata, “Barangsiapa yang ingin dicintai Allah dan Rasul-Nya, maka perhatikanlah: “Jika ia mencintai Al Quran, berarti ia mencintai Allah dan Rasul-Nya.” (HR Thabrani). Manfaat yang otomatis bisa dipetik bagi pembaca dan pecinta Al Quran adalah mencintai Allah dan Rasulullah.

Ketujuh, Dengan Al Quran Allah meninggikan suatu kaum dan dengannya pula Allah merendahkan suatu kaum. Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah meninggikan suatu kaum karena Al Quran ini dan merendahkan juga karenanya.” (HR Muslim)

Yakni bagi orang yang mempelajari Al Quran dan mengamalkan isinya, maka Allah akan meninggikannya. Sebaliknya, bagi orang yang mengetahuinya, namun malah mengingkarinya, maka Allah akan merendahkannya. Artinya bahwa sikap kita terhadap Al Quran dapat menentukan posisi kita, ditinggikan atau direndahkan di hadapan Allah.

Menyadari akan banyak hikmah yang dapat dipetik dari membaca Al Quran di Ramadan, maka umat Islam berlomba-lomba untuk mengisi waktunya dalam membaca Al Quran baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan cara tadarus, saling bergantian dalam membaca dan menyimak. Tentu bukan sebatas membaca dan menyimak, yang lebih baik bisa memahami artinya dan mampu mengamalkannya. Apapun yang kita lakukan terhadap Al Quran ada masing-masing pahalanya. Memang ini bisa mudah menjalani, bisa susah juga. Semuanya sangat tergantung pada masing-masing individu. Semoga kita selalu diberi hidayah, sehingga kita bisa menyenangi Al Quran dan memperoleh berkah-Nya yang sebanyak-banyaknya. Aamiin.

Mari kita renungi, betapa indahnya Channel Makkah (Masjidil Haram) isinya hanya tilawah Al Quran, rasanya menyejukkan hati. Hanya diselingi dengan salat jamaah 5 waktu. [HW]

Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A.
Beliau adalah Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pendidikan Anak Berbakat pada Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Ia menjabat Rektor Universitas Negeri Yogyakarta untuk periode 2009-2017, Ketua III Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) masa bakti 2014-2019, Ketua Umum Asosiasi Profesi Pendidikan Khusus Indonesia (APPKhI) periode 2011-2016, dan Ketua Tanfidliyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama DIY masa bakti 2011-2016

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Hikmah