Hikmah

Keutamaan Mandi di Hari Jumat

(Ilustrasi: Pixabay.com)

Ketika matahari sedang panas-panasnya di hari Jumat, umat Islam laki-laki berbondong-bondong memenuhi masjid untuk melaksanakan ibadah yang tidak diselenggarakan di hari lainnya, yakni ibadah salat Jumat. Ibadah yang hanya dilakukan satu kali dalam sepekan dan dihukumi wajib bagi setiap umat Muslim laki-laki ini memang istimewa. Tak heran, jika berbagai ritual sunnah banyak dilakukan demi meyambutnya, terutama yang berkaitan dengan kebersihan.

Seseorang yang meskipun terbiasa cuek dengan kondisi kukunya yang kotor dan panjang, atau tidak peduli dengan bau badannya yang mengganggu indra penciuman orang-orang sekitar, biasanya akan berubah 180 derajat apabila hari Jumat datang. Seolah-seolah dia belum rela untuk melangkahkan kaki menuju masjid terdekat sebelum membersihkan badannya. Semua itu dilakukan demi melaksanakan sunnah.

Salah satu sunnah yang dianjurkan bagi orang-orang yang hendak melaksanakan salat Jumat adalah mandi. Pelaksanaannya bisa dilakukan sejak fajar terbit hingga khatib naik ke atas mimbar. Durasi tersebut sangat luas untuk pekerjaan sunnah yang tidak memakan banyak waktu, meskipun waktu yang paling utama adalah di saat tepat seseorang hendak berangkat ke masjid.

Mandi sebelum melaksanakan salat Jumat, meski tidak mencapai derajat wajib, sebaiknya tidak ditinggalkan, bahkan meninggalkannya dihukumi makruh. Karena terdapat pendapat lain yang menganggap bahwa hukum mandi sebelum melaksanakan salat Jumat adalah wajib. Terlepas dari perbedaan pendapat yang ada, sebenarnya seberapa utama kah mandi sebelum melaksakan salat Jumat?

Dikisahkan bahwa suatu hari, Nabi Isa AS. mendapati seekor kijang yang terjerat jaring yang disiapkan oleh pemburu. Saat Nabi Isa AS. melihatnya, Allah SWT. membuat kijang tersebut mampu berbicara. Kijang berkata, “Wahai Ruh Allah, sesungguhnya aku memiliki beberapa anak yang masih kecil dan aku terjerat jaring ini sejak tiga hari yang lalu. Mohon mintakanlah izin kepada pemburu agar aku boleh pulang ke anak-anakku untuk menyusui mereka. Setelah urusan itu selesai, aku akan kembali kemari.”

Baca Juga:  Keuntungan yang Besar dari Membaca Surah Al-kahfi di Hari Jumat dan Malam Jumat

Nabi Isa AS. kemudian mendatangi pemburu dan menyampaikan apa yang diinginkan oleh kijang. Tetapi pemburu justru menolak permintaan kijang karena tidak mempercayai janjinya untuk kembali lagi. Akhirnya Nabi Isa AS. kembali mendatangi kijang dan menyampaikan kabar penolakan dari pemburu. Kijang tersebut lantas berkata, “Apabila aku tidak kembali, maka aku lebih buruk dari orang-orang yang menjumpai air di hari Jumat, tetapi tidak mandi.”

Setelah mendengar kata-kata tersebut, Nabi Isa AS. lalu melepaskan kijang tersebut untuk pulang ke anak-anaknya dan menyusui mereka. Setelah urusan selesai, kijang memenuhi janjinya. Dia kembali menuju jaring yang menjeratnya karena takut mengkhianati janji. Nabi Isa AS. pun meneruskan perjalanan.

Di tengah perjalanan, Nabi Isa AS. menemukan sebuah batu bata yang terbuat dari emas merah. Allah SWT. memerintahkan agar batu bata tersebut diberikan kepada pemburu sebagai tebusan untuk kijang. Tetapi sayangnya, ketika sampai kepada pemburu, kijang tersebut sudah disembelih oleh pemburu untuk menjadi hidangan. Nabi Isa AS. lalu berdoa, “Semoga Allah SWT. menghilangkan keberkahan dari pekerjaannya.”

Selamat hari Jumat dan jangan lupa mandi.

Muhammad Zahid Murtadlo
Santri Ponpes Lirboyo Kediri dan Ponpes Al Hikmah Bandar Lampung.

Rekomendasi

1 Comment

  1. […] hendak mandi sunnah Jumat, Khatib al-Baghdadi turun ke sungai. Istrinya berpesan untuk mandi lama-lama, biar setelah mandi […]

Tinggalkan Komentar

More in Hikmah