Keutamaan dan Amalan pada 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah, Begini Penjelasan Lora Ismael

Ismael Al-Kholilie merupakan dai muda milenial kelahiran 17 November 1992 di Bangkalan Madura. Beliau merupakan keturunan kelima dari sang Maha Guru Syaikhona Kholil Bangkalan. Namun, nama Al-Kholilie yang tersemat di belakang nama beliau bukan dinisbatkan kepada Syaikhona Kholil, melainkan kepada kakek asli beliau, yaitu Kiai Kholil Yasin.

Ismael Al-Kholilie biasa disapa Lora Kholilie. Lora merupakan sebutan untuk gus atau anak kiai dalam Bahasa Madura. Selain menulis buku-buku islami, beliau juga sekarang aktif dalam berbagai konten berdakwah  khususnya di media sosial Instagram (IG).

Beberapa waktu lalu, dalam akun IG-nya, Lora Ismael melakukan siaran langsung yang disaksikan oleh ribuan followers-nya. Seperti yang sudah-sudah, dalam siaran langsung tersebut selalu beliau isi dengan kajian-kajian seputar keagamaan, yang salah satunya adalah membahas tentang keistimewaan dalam 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah.

Merupakan Bulan Haram

Kata haram di dalam Bahasa Indonesia adalah haram yang memiliki beberapa makna. Diantaranya ada yang berkonotasi buruk, yakni jika dilakukan maka akan mendapatkan dosa. Makna lain adalah suci, terpelihara, dan terlindung. Sama halnya haram dalam Bahasa Arab memiliki arti mulia. Dalam At-Taubah ayat 36, Allah SWT berfirman mengenai bulan haram yang artinya:

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram.”

Sebagaimana yang kita ketahui bahwasanya Allah SWT di dunia ini telah menetapkan tempat-tempat mulia seperti Makkah dan Madinah. Di mana ketika seseorang beribadah di dalamnya maka akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT.  Seperti halnya satu kali shalat di Makkah sama dengan shalat seratus ribu (100.000) kali dan satu kali shalat di Madinah sepadan dengan shalat seribu kali. Allah SWT juga menjadikan sebagian hari-hari dan bulan-bulan sebagai hari dan bulan haram (mulia).

Baca Juga:  Amaliah Sepuluh Awal Bulan Dzulhijjah

Bilamana beribadah di tempat-tempat haram akan dilipatgandakan pahalanya, maka begitupun di bulan haram, khususnya bulan Dzulhijjah yang sedang kita rasakan saat ini. Lalu apasaja ibadah yang dianjurkan di bulan Dzulhijjah, tertama pada 10 hari pertamanya?

Amalan yang Dianjurkan

Mungkin banyak di antara kita yang sudah mengetahui amalan-amalan yang dianjurkan dan pahalanya jika di lakukan di bulan suci Ramadan, bulan Syawal, pertengahan bulan Sya’ban, dsb. Tetapi masih jarang seorang muslim yang mengetahui apa saja kesunnahan di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.  Berikut penjelasan dari Lora Ismaeal:

Muhammad Bin Abdullah Bin Ali Al-Aidrus, dalam kitabnya, Thayy an-Nasyri fi Durus Al-‘Asyri menerangkan bahwa 10 hari pertama bulan Dzulhijjah merupakan hari-hari terbaik yang diciptakan Allah SWT. Hadis Nabi saw:

اَفْضَلُ اَيَّامِ الدُّنْيَااَيَّامِ الْعَشْرِ

Seutama-utamanya hari-hari di dunia adalah hari sepuluh (sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah).

Terkait hadis ini, bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa 10 hari pertama bulan Dzulhijjah lebih baik dan utama dari 10 hari terakhir di bulan Ramadhan. Hal tersebut dikarenakan para ulama menafsirkan ”hari” di sini sebagai waktu siang di hari-hari tersebut. Sedangkan untuk malam harinya, 10 malam terakhir bulan Ramadhan tetap lebih utama daripada 10 malam pertama bulan Dzulhijjah.

Keistimewaan lainnya adalah merupakan hari-hari yang mana amal shalih di dalamnya  menjadi amal yang paling disukai  Allah SWT. Selain itu di dalam hadits dikatakan bahwa beribadah pada 10 malam pertama Dzulhijjah sama seperti beribadah pada malam lailatul qadar.

Setidaknya ada tiga jenis amalan yang diketengahkan Lora Ismael yang sebaiknya dilakukan di awal bulan ini.

Pertama,  Jika di dalam bulan Ramadan, kita dianjurkan untuk memperbanyak membaca al-Qur’an karena memang di dalamnya terjadi peristiwa penting berupa turunnya al-Qur’an secara mujmal (segelondong) dari lauhil mahfudz ke baitul izza (lapisan langit yang paling dekat dengan bumi) atau yang kerap kita sebut dengan peristiwa Nuzulul Qur’an), maka di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah ini, kita dianjurkan untuk senantiasa memperbanyak membaca dzikir yakni tasbih, tahmid, tahlil dan takbir.

Baca Juga:  Amalan Agar Anak Rajin Ngaji, Kerasan Mondok Dan Menjadi Orang Alim

Hadits riwayat Imam Al-Baihaqi:

مَا مِن اَيَّامٍ اَعْظَمُ عِنْدَاللَّهِ وَلاَاَحَبُّ اِلَى اللَّهِ الْعَمَلُ فِيْهِنَّ مِنْ اَيّاَمِ الْعَشْرِ فَاَكْثِرُوْا فِيْهِنَّ مِنَ التَسْبِيْحِ وَ التَحْمِيْدِ وَ التَهْلِيْلِ وَ التَكْبِيْرِ

Kedua, beramal shalih. Kata amal dalam hadits di atas mempunyai tambahan alif lam di depan yang menunjukkan bentuk kema’rifatan suatu lafadz. Karena hadits tersebut memang tidak disebutkan amalan secara khusus. Sehingga dapat kita tarik kesimpulan bahwa amalan yang dianjurkan di sini adalah mencakup semua macam amal kebaikan, apapun bentuknya. Kemudian, setiap pahala dari satu amal baik tersebut akan dilipatgandakan sebanyak tujuh ratus (700) kali.

Ketiga, berpuasa. Di dalam 10 hari pertama bulan Dzulhijjah ada tiga jenis puasa yang umat muslim disunnahkan untuk melaksanakannya. Ketiga jenis puasa tersebut adalah puasa Dzulhijjah, puasa Tarwiyah, dan puasa Arafah.

Puasa Dzulhijjah dikerjakan tanggal 1-7 Dzulhijjah. Sementara puasa Tarwiyah dikerjakan pada 8 Dzulhijjah dan puasa Arafah pada 9 Dzulhijjah.

Sebuah hadits menyebutkan keutamaan puasa sunnah Tarwiyah dan Arafah sebagai berikut:

Puasa hari Tarwiyah dapat menghapus dosa setahun. Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun.” (HR Abu As-Syekh Al-Ashfilani dan Ibnu An-Najar)

Di tahun ini, puasa Tarwiyah dan Arafah berturut-urut akan jatuh pada Minggu dan Senin, 18-19 Juli 2021.

Hadis lain juga menerangkan bahwa puasa satu hari di bulan Dzulhijjah setara pahalanya dengan berpuasa selama satu tahun.

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبُّ إِلَى اللّٰهِ أَنْ يَتَعَّبَدَ لَهُ فِيْهَا مِنْ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ، يَعْدِلُ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِسَنَةٍ، وَكُلُّ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدَرِ. رواه الترمذي وابن ماجه

Tidak ada hari yang lebih dicintai oleh Allah SWT untuk beribadah di dalamnya dari sepuluh hari (awal) bulan Dzulhijjah. Puasa satu hari di dalamnya sama dengan puasa satu tahun dan setiap malamnya sama dengan malam lailatul qadar.”( HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Baca Juga:  Pengorbanan itu Butuh Nyali dan Langkah (Menjejak 10 Hari Dzulhijjah)

Wallahu A’lam bis Shawab. []

Dinar Rizky Maulidiah
Mahasantri Ma'had Aly Nurul Burhany Mranggen Demak

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Opini