Salatiga—Mahasiswa penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah) harus tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter dan berakhlakul karimah. Karenanya harus diberikan pembinaan yang cukup, salah satunya belajar di pondok pesantren.
Penegasan itu disampaikan Ruchman Basori Kepala Sub Direktorat Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan, Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Ditjen Pendidikan Islam Kemenag pada Focus Grup Discussion (FGD) IAIN Salatiga, Kamis (15/10) di Ruang Rapat Utama Gedung KH. Hasyim Asy’ari, Kampus III IAIN Salatiga.
Ruchman memandang sudah saatnya instutusi pendidikan Islam saling menguatkan antara madrasah, pondok pesantren dan pendidikan tinggi keagamaan. “Sinergi dan kolaborasi antara PTKI dan Pontren sangat penting dalam rangka integrasi institusi pendidikan Islam dan menjaga sustainabilitinya”, katanya.
Selain itu lanjut Kandidat Doktor Universitas Negeri Semarang ini sinergi diperlukan untuk mengembangkan gagasan moderasi beragama dan mengefektifkan pendidikan karakter, moral, dan akhlak dikalangan mahasiswa penerima KIP Kuliah.
Dihadapan 50 Pimpinan Pondok Pesantren se-Salatiga mitra IAIN Salatiga, Ruchman berharap agar antara pondok pesantren dan IAIN Salatiga duduk bersama merancang kurikulum untuk mahasiswa. Misalkan bagi yang mengambil prodi-prodi Islamic studies maka target di pesantren adalah agar mereka menguasai agama dengan baik (tafaqquh fiddin).
Untuk yang mengabil prodi umum maka target kurikulunya adalah ta’aruf fiddin, yaitu mengenal agamanya dengan baik. Namun persoalan menambah kemampuan baca tulis Al-Quran menjadi wajib, terutama bagi mahasiswa yang belum fasih membaca kitab suci itu.
Agar terjadi sinergi dan kolaborasi itu, Alumni IAIN Walisongo ini mengatakan perlunya kesadaran kolektif pimpinan PTKI dan Ponpes dalam menyediakan suasana yang kondusif bagi lahirnya generasi yang hebat dari penerima KIP Kuliah. “Komitmen mencetak para bintang menjadi penting dan harus disusun rencana yang sistematis”, katanya.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Dr. KH. Sidqon Maesur, Lc., M.A., mengatakan bahwa IAIN Salatiga konsisten untuk menjalankan pedoman dan Juknis yang dikeluarkan Kementerian Agama yang mengatur beasiswa KIP Kuliah.
“Kami selalu memastikan semua mahasiswa yang mendapat beasiswa KIP Kuliah bisa masuk pesantren yang baik, memiliki semangat wasathiyah Islam dan jauh dari radikalisme”, tandas Alumni Peruruan Tinggi di Timur Tengah ini.
Sidqon berharap selain berprestasi secara akademik, para mahasiswa KIP Kuliah harus memiliki attitude harus baik, serta bisa menjadi role model bagi mahasiswa lainnya.
Pada Tahun Akademik 2020 IAIN Salatiga mendapat alokasi KIP Kuliah dari Kementerian Agama 300 orang, naik dari tahun 2019 yang hanya 179 mahasiswa. “Saya berharap IAIN Salatiga mendapat lebih banyak lagi alokasi untuk beasiswa di tahun depan“, harapnya.
FGD dipandu oleh Dr. Agus Waluyo, M.Ag Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan IAIN Salatiga. Nampak hadir para pejabat eselon III dan IV serta sejumlah dosen IAIN Salatiga.
Agus meminta kepada Kementerian Agama untuk menambah anggaran dan fasilitas untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan, terutama pembangunan ma’had al-jami’ah, ruang kuliah terpadu dan laboratorium.