Opini

Ijtihad Umar di Tengah Wabah

Umar bin Khattab adalah sahabat Nabi yang sejak lama digadang-gadang Nabi masuk Islam. Allah mengabulkan doa Nabi dengan masuknya Umar ke dalam Islam.

Dan terbukti, Umar bin Khattab tampil sebagai pendekar Islam yang mengibarkan panji kebesaran Islam di jazilah Arabia dan dunia.

Banyak prestasi Umar. Antara lain:

Pertama, Umar menyarankan Nabi supaya dakwah Islam dilakukan secara terbuka-terang-terangan. Nabi Muhammad awalnya mendakwahkan Islam secara sembunyi-sembunyi untuk meminimalisir konflik-konfrontasi sosial. Akhirnya Nabi melakukan dakwah terbuka dan Umar menjadi perisai-tamengnya ketika ada pertentangan. Orang Kafir Arab segan Karena Umar dikenal pemberani, ahli perang, dan sangat berwibawa.

Kedua, Umar mengusulkan kepada Khalifah Abu Bakar untuk mengumpulkan al Qur’an (جمع القرأن) yang akhirnya disetujui, meskipun awalnya Abu Bakar ragu karena belum pernah dilakukan era Nabi.

Umar melihat bahaya jika al Quran tidak segera dikumpulkan karena banyaknya sahabat yang hafal al-Qur’an meninggal di medan perang. Akhirnya ide besar ini terlaksana dan berhasil dikodifikasi (تدوين) era Khalifah Utsman sehingga dikenal dengan Mushaf Utsmani.

Ketiga, Umar menghidupkan masjid dengan shalat tarawih berjamaah. Pada zaman Nabi, tarawih hanya dilakukan beberapa malam sebagaimana dijelaskan dalam kitab Hujjatu Ahlissunnah Wal Jamaah karya KH Ali Ma’shum Yogyakarta karena Nabi khawatir membebani sahabat. Akhirnya Umar punya ide brilian yang diikuti seluruh umat Islam dunia, yaitu shalat tarawih berjamaah di masjid.

Keempat, Umar menghapus bagian zakat muallaf karena merasa Islam sudah kuat sehingga bagian muallaf menjadi tidak relevan.

Kelima, Umar membagi harta rampasan perang (fai’) kepada penduduk setempat ketika menaklukkan Mesir supaya penduduk setempat tidak kehilangan mata pencarian. Namun penduduk setempat diwajibkan memberikan jizyah (upeti) bulanan untuk menggaji tentara yang menjaga daerah perbatasan. Terjadi perdebatan panjang antar sahabat. Namun sebagai khalifah, Umar mengambil kebijakan di atas demi kemaslahatan rakyat. Menurut Prof. Nurcholis Madjid, kebijakan Umar ini menjadi pijakan dalil kemaslatan dalam Islam.

Keenam, Umar menertibkan administrasi negara, memperkuat angkatan perang, dan mendisiplinkan aparatur negara. Tidak boleh ada korupsi dan pemimpin harus hadir di tengah rakyatnya. Umar aktif berkeliling warga dan pernah membawakan bahan makanan secara langsung kepada salah satu warga karena memenuhi tanggungjawab sebagai seorang pemimpin.

Ketujuh, dalam konteks wabah, Umar ketika mau menuju ke Damaskus dan di tengah perjalanan ternyata ada kabar bahwa daerah yang dituju terkena wabah penyakit, maka Umar mengurungkan niatnya dan kembali ke Madinah.

Hal ini sesuai sabda Nabi “jika kamu mendengar ada wabah thaun di satu tempat, maka kamu jangan memasukinya. Dan jika kamu berada dalam tempat tersebut, maka kamu jangan keluar darinya”.

Islam di bawah kepemimpinan Sayyidina Umar bin Khattab menjadi rasional, berorientasi kepada kemaslahatan rakyat luas, berpikir visioner, tidak hanya jangka pendek dan menengah, tapi jangka panjang, dan selalu aktif berpikir dan bergerak demi menghadirkan solusi bagi rakyat yang dipimpinnya.

Di tengah wabah Corona di negeri ini, kita harus meneladani cara beragama Sayyidina Umar yang rasional dan berorientasi solusi.

Sayyidina Umar bin Khattab adalah salah satu sahabat yang dijamin Nabi masuk surga, sehingga sepatutnya menjadi teladan kita.

والله اعلم بالصواب

Dr. H. Jamal Makmur AS., M.A.
Penulis, Wakil Ketua PCNU Kabupaten Pati, dan Peneliti di IPMAFA Pati

    Rekomendasi

    1 Comment

    1. […] Umar bin Khattab menasihati, hati-hatilah dari perut kenyang. Karena akan membuat malas melakukan salat dan berdampak buruk pada kesehatan badan. Makan secukupnya saja karena akan membuat fisik kuat, jauh dari mubazir, lebih sehat untuk badan, dan kuat beribadah. […]

    Tinggalkan Komentar

    More in Opini