Berita

Hikmah di Balik Batal Umrah

Tekno Tempo

Menunaikan ibadah Umrah merupakan salah satu impian setiap ummat Islam. Alhamdulillah jika niat untuk umrah bisa terwujud, karena bisa memenuhi panggilan Allah swt. Tidak pernah diduga tiba-tiba Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia, umumkan bahwa sejak pk 02.00, tepatnya WIB pk 06.00, kemarin 27 Pebruari 2029, kunjungan ke Saudi Arabia, termasuk ibadah umrah ditutup sementara hingga waktu yang belum bisa ditentukan. Pembatalan mendadak sangat tindak menguntungkan, terlebih-lebih bagi yang sudah di pertengahan jalan melaksanakan ibadah umrah dan ziarah saat ini. Semoga ada hikmah di balik itu.

Setidak-tidaknya ada alasan pokok tentang penutupan sementara ijin memasuki wilayah Saudi Arabia. Yaitu untuk melindungi warga Saudia Arabia dan tamu-tamu Allah serta oran-orang yang mau ziarah. Dari kemungkinan tertularnya Coronavirus yang kini semakin meluas ke seluruh dunia. Demi keselamatan semua, semua tamu Allah swt dan yang ziarah dihentikan untuk sementara. Perlu dimaklumi bahwa jamaah umrah yang terbanyak saat-saat ini dari Iran. Sementara itu di Iran yang sudah terjangkit Coronavirus sudah wafat sebanyak 28 orang dan yang sedang terjangkit sebanyak 141 orang.

Data dari Coronavirus COVID-19 Global Cases by Johns Hopkins CSSE menunjukkan jumlah orang yang terinfeksi virus corona secara global telah mencapai 82.171 jiwa. Jumlah tersebut merupakan data terbaru per pukul 17.30 WIB, 27 Februari 2020.

Data Johns Hopkins CSSE menunjukkan pula bahwa korban yang meninggal akibat virus corona di seluruh dunia saat ini tercatat sebanyak 2.804 jiwa. Sementara pasien virus corona yang sembuh: 33.129 orang.

Dari data tersebut angka infeksi virus corona yang terbanyak di China, yakni 78.497 kasus. Korea Selatan yang menjadi episentrum baru wabah ini menduduki posisi kedua dengan 1.595 kasus. Data lebih detail mengenai daftar negara yang tercatat memiliki kasus infeksi virus corona per hari kemarin ialah sebagaimana perincian di bawah in Jumlah kasus di atas 100: China (78.497), Korea Selatan (1.595), Kapal Diamond Princess (705), Italia (453), Jepang (189) dan Iran (141). Di susul oleh negara-negara lain.

Jika memperhatikan persyaratan penting ibadah haji dan umrah adalah istatho’ah. Dalam konteks ini, penyelenggaraan Umrah tidak memenuhi syarat. Karena berbagai aktivitas ibadah baik di Masjid Nabawi, terutama di Raudhoh dan Masjidil Haram terutama di saat Thowaf dan Sa’i serta di tempat-tempat lain yang berdesak-desakan, sangatlah potensial untuk terjadinya penularan coronavirus dengan mudah.

Jika tidak ada pemberhentian sementara, maka boleh jadi peluang penularan lebih terbuka. Demikian juga, jika ada yang terpapar coronavirus dan dibawa pulang ke Indonesia, bisa akan berkepanjangan dan bisa merepotkan Indonesia juga. Saya yakin keputusan mendadak sudah diperhitungkan dengan matang plus minusnya.

Menyadari akan kondisi tersebut, maka hikmah paling penting yang bisa dipetik adalah terjaga dan terproteksinya calon jamaah dari ancaman coronavirus. Kita patut bersyukur secepatnya ada tindakan preventif.

Memang penyampaian kebijakan travel warning, dengan pemberhentian sementara ijin Umrah itu dilakukan mendadak dan seketika. Sehingga membuat yang dalam perjalanan menuju ke Saudi Arabia yang baru nyampai di negara lain, harus kembali lagi ke tanah air. Demikian juga yang sudah berada bandara internasional di Indonesia yang terus ke Saudi Arabia, harus kembali ke kampung halaman.

Bersyukurlah ada 4 penerbangan yang bisa ditolerir untuk diijinkan, yang 3 penerbangan landing di Bandara Madinah dan satu penerbangan landing di Bandara KAA Jeddah. Dalam kondisi yang demikian, Travel Agency yang menghadapi kerugian besar. Karena calon jamaah Umrah tidak boleh dikenai beban tambahan. Mudah-mudah ada solusi yang baik, apakah pemerintah mensubsidi jamaah yang terpaksa kembali kerumah memperoleh pengganti tiket ke tempat bandara tempat pemberangkatan ke Saudi Arabia.

Kekecewaan yang mendalam bagi calon jamaah Umrah perlu dihindari. Di sini perlu latihan sabar, sehingga kesehatan mental dan fisik semuanya bisa terjaga. Ash shabru Jamiilun, sabar itu baik. Diharapkan sekali Pemerintah Saudi Arabia ke depan bisa segera dapat solusi yang terbaik. Misalnya dengan kendalikan tamu-tamu yang mempersyaratkan bukti bebas coronavirus. Apalagi menjelang Ramadlon, potensi tamu-tamu Allah sangat banyak seperti musim haji. Jika bisa segera ada solusi, maka besar kemungkinan calon jamaah Umrah bisa dapat gantinya di bulan Ramadhon. Semoga.

Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A.
Beliau adalah Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pendidikan Anak Berbakat pada Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Ia menjabat Rektor Universitas Negeri Yogyakarta untuk periode 2009-2017, Ketua III Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) masa bakti 2014-2019, Ketua Umum Asosiasi Profesi Pendidikan Khusus Indonesia (APPKhI) periode 2011-2016, dan Ketua Tanfidliyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama DIY masa bakti 2011-2016

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Berita