Hari Stroke Sedunia, Hari Santri Nasional, serta peranan dokter santri dalam menjaga kewarasan dalam media sosial dan hoax di bidang kesehatan

Stroke merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan global penyebab kecacatan, dan kematian di seluruh dunia, terutama di Indonesia. Prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan Riset Dasar Kesehatan (Riskesdas) 2013 tercatat sebesar 12,1% dengan provinsi tertinggi adalah Sulawesi Selatan (17,9%). Dari Riskesdas 2013 juga diketahui, 1 dari 3 orang berusia 45 tahun ke atas di Indonesia ditemukan mengidap stroke.

Faktor-faktor risiko terjadinya kerusakan pembuluh darah otak, seperti tekanan darah tinggi, merokok, sakit gula, penyakit jantung dan kolesterol tinggi, mempunyai peranan penting pada terjadinya stroke. Hal ini sebenarnya dapat dicegah dengan mengenalnya sejak dini untuk dapat mengendalikan faktor resiko stroke.

Hari Stroke Sedunia diperingati pada tanggal 29 Oktober setiap tahun. Acara tahunan ini dimulai pada tahun 2006 oleh WSO dan kami menyatakan stroke sebagai kesehatan masyarakat darurat pada tahun 2010.

Hari Stroke Sedunia adalah kesempatan untuk meningkatkan kesadaran akan sifat serius dan tingkat tinggi stroke, berbicara tentang pencegahan dan pengobatan, dan memastikan perawatan dan dukungan yang lebih baik bagi para penyintas. pada tahun 2020, kampanye mencapai lebih dari 5 juta orang di 31 negara.

Kampanye tahun 2021 berfokus pada penghematan Waktu yang Berharga, mengacu pada kebutuhan untuk bertindak CEPAT setelah stroke, serta bagaimana tindakan itu dapat meningkat kualitas hidup penderita stroke.

Ketika seseorang terkena stroke, setiap detik yang berlalu sangat penting. Sebagai jaringan otak dan jutaan sel saraf mulai memudar, waktu yang sudah berlalu tidak bis akita beli karena waktu dalam kasus stroke sangat berharga.

Kampanye #PreciousTime (waktu yang berharga) terus berlanjut meningkatkan kesadaran tentang gejala stroke dan pentingnya bertindak CEPAT.

Dengan adanya peringatan Hari Stroke Sedunia maka menjadi kesempatan untuk meningkatkan kesadaran pada seriusnya ancaman penyakit tersebut dan tingginya angka penderita saat ini. Selain itu juga menjadi saat yang tepat untuk kampanye tentang cara mengurangi penderita stroke melalui kesadaran masyarakat yang lebih baik pada faktor risiko dan tanda-tanda stroke. Kesempatan yang baik pula untuk mengadvokasi tindakan oleh para pengambil keputusan di tingkat global, regional dan nasional untuk peningkatan pencegahan penyakit yang mengerikan tersebut. Sekaligus memberikan akses pengobatan akut dan dukungan bagi para penyintas dan keluarganya. Untuk tahun 2021 dan 2022 kampanye difokuskan pada peningkatan kesadaran akan tanda-tanda stroke dan perlunya akses tepat waktu ke pengobatan stroke yang berkualitas.

Merujuk pada laman world-stroke.org, untuk tahun 2021, tema yang diangkat dalam kampanye Hari Stroke Sedunia adalah: Save Minutes, Save Lives campaign. Mengapa konsep tema tersebut yang dipilih untuk tahun 2021, berikut penjelasannya: Save Minutes Save Lives Saat seseorang terserang stroke, maka setiap detik yang berjalan usai serangan adalah waktu yang sangat krusial. Jaringan otak dan jutaan neuron yang ada di dalamnya perlahan akan melemah jika tidak segera mendapatkan pertolongan yang seharusnya. Kampanye The Precious Time atau waktu yang berharga, ditujukan untuk meningkatkan kesadaran tentang tanda-tanda awal stroke dan keuntungan bertindak cepat setelah seseorang terkena serangan stroke. Anda bisa menyelamatkan nyawa, sekaligus kualitas hidup seseorang, juga kemandirian dan memori jika Anda dapat melakukan antisipasi sebelum stroke terjadi. Tanda-Tanda Awal Sebelum Terjadi Stroke Stroke dapat diantisipasi jika tanda atau gejala awalnya sudah diketahui. Berikut ini gejala awal stroke yang umumnya dialami oleh pasien: – Face drooping (wajah terkulai), adalah kondisi saat otot sebelah sisi wajah melemah, sehingga menyebabkan wajah terlihat tidak simetris. Misalnya terlihat bibir yang melorot, juga mata dan pipi. – Arm weakness (tangan melemah), adalah kondisi saat otot tangan menjadi lebih lemah. Biasanya terjadi pada sisi tubuh yang sama dengan sisi wajah yang terkulai. – Speech difficulties (kesulitan berbicara), adalah kondisi saat seseorang mengalami kesulitan untuk berbicara. – Time to call, jika seluruh tanda atau gejala awal itu sudah terlihat, segera hubungi dokter atau pihak medis untuk mendapatkan pertolongan sebelum serangan stroke terjadi.

Hari Santri Nasional diperingati setiap 22 Oktober dengan tema yang diusung dalam Hari Santri 2021 ini adalah Santri Siaga Jiwa dan Raga. Perayaan Hari Santri Nasional diselenggarakan bertujuan mengenang sejarah santri dan perjuangannya dalam memperjuangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Ini sebagai bentuk pernyataan sikap santri Indonesia agar selalu siap siaga menyerahkan jiwa dan raga untuk membela tanah air, mempertahankan persatuan Indonesia, dan mewujudkan perdamaian dunia.

Siaga Jiwa Raga juga merupakan komitmen seumur hidup santri untuk membela tanah air yang lahir dari sifat santun, rendah hati, pengalaman, dan tempaan santri selama di pesantren,”. Makna “Siaga Jiwa” dalam tema tersebut berarti bahwa santri tidak lengah menjaga kesucian hati dan akhlak, berpegang teguh pada akidah, nilai, dan ajaran Islam rahmatan lil’alamin serta tradisi luhur bangsa Indonesia, oleh karena itu santri tidak akan pernah memberikan celah masuknya ancaman ideologi yang dapat merusak pemikiran dan komitmen terhadap persatuan dan kesatuan Indonesia.

Makna “Siaga Raga” berarti badan, tubuh, tenaga, dan buah karya santri didedikasikan untuk Indonesia. Karenanya, santri tidak pernah lelah berusaha dan terus berkarya untuk Indonesia. “Jadi, Siaga Jiwa Raga menjadi sangat penting di era pandemi Covid-19 sekarang ini, di mana santri tetap disiplin dan tidak boleh lengah dalam melaksanakan protokol kesehatan demi kepentingan bersama.

Adakah benang merah antara World Stroke Day dan Hari Santri serta peranan dokter santri saat ini?

Dokter Santri adalah dokter yang multi-tasking dan multi fungsi, tidak hanya berkembang bersama zaman dan dunia kesehatan yang semakin maju akan tetapi harus bisa mengimbangi kuatnya perubahan dunia digital dan derasanya informasi media sosial terutama informasi yang menyesatkan di bidang kesehatan.

Maraknya hoax di bidang kesehatan yang mudah menyebar lewat media sosial, membuat masyarakat, tokoh publik, hingga petugas negara beramai-ramai memerangi hal ini. Kemudahan orang mengakses dunia maya lewat gadget maka semakin mudah pula masyarakat dicekoki dengan berita sampah tentang kesehatan yang tidak ada pertanggung jawabannya di ditambah lagi rasa keingintahuan masyakat kita sehingga bisa klop.

Jika hal ini semakin marak dan berlanjut di masyarakat, kita tidak bisa membayangkan bagaimana kerugian yang akan diterima, mulai dari diri pasien, keluarga, RS serta negara yang harus menanggung kecacatan permanen yang di hasilkan derasnya informasi yang menyesatkan beredar di tengah masyarakat kita.

Beberapa contoh seputaran berita menyesatkan terkait stroke yang pernah beredar dan selalu berulang-ulang di produksi dengan narasi yang berbeda untuk menyesatkan masyarakat kita diantara :

  1. Gelang kesehatan katanya bisa melancarkan aliran darah, mengobati diabetes melitus, melancarkan stroke
  2. Belakangan ini beredar di masyarakat informasi soal penanganan gejala stroke melalui metode menusuk ujung jari tangan menggunakan jarum. Apakah cara ini benar?
  3. Menusuk ujung daun telinga bisa menyembuhkan stroke pada pasien yang terkena stroke sehingga tidak perlu di bawa ke RS, apakah ini benar?

Andaikan saja berita narasi-narasi diatas dianggap benar oleh masyarakat kita, berapa banyak nyawa yang akan melayang atau orang-orang yang seharusnya bisa kembali ke kehidupan nyata dengan tanpa cacat atau cacat minimal akibat stroke?

Kampanye #PreciousTime (waktu yang berharga) terus berlanjut meningkatkan kesadaran tentang gejala stroke dan pentingnya bertindak CEPAT akan menjadi sia-sia jika saja masih banyak masyarakat kita yang percaya berita hoax akan kesehatan yaitu STROKE.

Tidak selamanya apa yang ada di media sosial dan yang beredar di dunia maya adalah suatu kebenaran, diperlukan kerendahan hati untuk selalu bertabayyun, bertabayyun kepada siapa?

Bertabayyun terhadap ahli yang berkompeten di bidangnya.

Selamat Hari Santri Nasional

Selamat Hari Stroke Sedunia.[BA]

Heri Munajib
Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis Neuroogi Universitas Airlangga -RSUD DR. Soetomo dan Anggota Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama.

Rekomendasi

1 Comment

Tinggalkan Komentar

More in Pesantren