Gus Qoyyum Berbicara tentang Potensi Ulama Perempuan

KH. Abdul Qoyyum Manshur, atau yang biasa dipanggil dengan Gus Qoyyum adalah satu diantara beberapa ulama Indonesia yang ceramahnya banyak diminati oleh berbagai kalangan. Tokoh agama dari Lasem itu dikenal sebagai ulama salaf yang sering mengisi pengajian di berbagai daerah.

Dalam kesempatan Hari Lahir Jam’iyyah Perempuan Pengasuh Pesantren dan Muballighah Nusantara yang ke-6 yang diselenggarakan di Pesantren Al-Mubarok Wonosobo, Gus Qoyyum menyampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan perempuan. Mulai dari elemen-elemen yang perlu diasah oleh perempuan, role model ulama dan cendekiawan perempuan, hingga memberikan ijazah doa khusus untuk para perempuan.

Ada banyak skill dan kecerdasan yang perlu ditingkatkan oleh perempuan. Setidaknya ada empat, yaitu kecerdasan spiritual.ecerdasan emosional, kecerdasan sosial, dan kecerdasan intelektual.

Gus Qoyyum menyampaikan bahwa eksistensi ulama perempuan sangat memberikan pengaruh yang besar terhadap dunia. Banyak sekali role model perempuan yang berkiprah di ruang publik. Terdapat salah satu kitab yang berjudul Al-Wafa’ fi Akhbari An-Nisa’, yang ditulis oleh Prof. Dr. Akrom dari India. Dalam kitab tersebut dituliskan 10.000 tokoh ahli hadits perempuan di dunia yang keseluruhan berjumlah 43 jilid.

Di antara tokoh intelektual perempuan yang terkenal adalah Sayyidah Aisyah, istri Nabi, seorang ulama perempuan yang meriwayatkan lebih dari 2.000 hadits. Selain dikenal sebagai cendekiawan perempuan, Aisyah juga merupakan seorang bidan atau perawat. Beliau merupakan perempuan multitalent yang tidak hanya memiliki keahlian di satu bidang saja.

Selain itu juga terdapat Ummu Salamah, yang dikenal kritis dan seringkali berdiskusi dengan Nabi Muhammad. Bahkan dalam beberapa kesempatan, Nabi seringkali meminta pendapat Ummu Salamah sebelum membuat keputusan-keputusan besar.

Dari kalangan perempuan ahli tafsir juga dikenal Aisyah binti Syathi (Aisyah Abdurrahman) yang telah menulis kitab Tafsir An-Naba’ Al-Adzim. Selain itu, kita mengenal Kariman Hamzah, tokoh tafsir perempuan dari Mesir yang menulis kitab Al-Lu’lu’u wa Al-Marjan fi Tafsiri Al-Quran.

Dengan melihat realitas di atas, maka peran tokoh perempuan menjadi sangat penting untuk membangun sebuah peradaban bangsa. Sehingga terdapat dua jalan yang harus ditempuh untuk terus membekali diri dengan ilmu, yaitu dengan belajar, banyak membaca, dan disertai dengan tirakat atau riyadhah. Perintah untuk membaca yang secara spesifik ditujukan kepada kaum perempuan tertulis dalam Al-Quran:

Baca Juga:  Perempuan Ulama di Panggung Sejarah (3)

(وَٱذۡكُرۡنَ مَا یُتۡلَىٰ فِی بُیُوتِكُنَّ مِنۡ ءَایَـٰتِ ٱللَّهِ وَٱلۡحِكۡمَةِۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ لَطِیفًا خَبِیرًا)

[Surat Al-Ahzab 34]

Yang terakhir, Gus Qoyyum memberikan dua doa khusus, yang pertama doa yang berkaitan dengan Al-Quran:

يَسَّرَ الله القرآنَ عَلَيَّ وأعانَني علا تِلاوَتِه وَقَرَّبَني كُلَّ بَعِيْدٍ

Yang kedua doa yang berkaitan dengan ilmu:

اللهم سَخِّرْ لَنا الْكُتُبَ كُلَّها

Semoga bermanfaat, dan semoga seluruh perempuan Indonesia mampu memberikan kontribusi bagi peradaban dunia, dan khususnya untuk Indonesia. []

Muhim Nailul Ulya
Pelajar S3 Institut Ilmu Al-Qur'an Jakarta, dosen STAI Khozinatul Ulum Blora

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Perempuan