Opini

Covid19, Nafs dan Nafas; Perspektif Kolaboratif antara Medis dan Maqosidul Syariat

Syair Abu Mansur Alhallaj

Syekh Ibnu Athaillah Assakandary berkata:

مَا مِنْ نَفْسٍ تُبْدِيْهِ – إِلَّا وَلَهُ قَدْرٌ فِيْكَ يُمْضِيْهِ .

Artinya: “ Tidaklah dari setiap desahan nafas yang engkau hembuskan, kecuali ia memiliki catatan takdir yang harus dijalani.

Nafs (Jiwa)

Nafs berasal dari bahasa arab (النفس), merupakan satu kata yang memiliki banyak makna (lafzh al-Musytaraq).
Secara bahasa dalam kamus Al-Munjid, nafs (jamaknya nufus dan anfus) berarti ruh (roh) dan ‘ain (diri sendiri). Sedangkan dalam kamus Al-Munawir disebutkan bahwa kata nafs (jamaknya anfus dan nufus) itu berarti roh dan jiwa, juga berarti al-jasad (badan,tubuh), al-sahsh(orang), al-sahsh al-insan(diri orang), al-dzat atau al’ain (diri sendiri).

Dalam kitab Lisan al-Arab, Ibnu Manzur menjelaskan bahwa kata nafs dalam bahasa Arab digunakan dalam dua pengertian yakni nafs dalam pengertian nyawa, dan nafs yang mengandung makna keseluruhan dari sesuatu dan hakikatnya menunjuk kepada diri pribadi.

Setiap manusia memiliki dua nafs, nafs akal dan nafs ruh.

Hilangnya nafs akal menyebabkan manusia tidak dapat berpikir namun ia tetap hidup, ini terlihat ketika manusia dalam keadaan tidur. Sedangkan hilangnya nafs ruh, menyebabkan hilangnya kehidupan.

Kehidupan manusia tidak lepas dari fungsi pernafasan. Pernafasan dibentuk dari kata dasar nafas.

Pernafasan
Bernafas merupakan salah satu ciri dan aktivitas makhluk hidup.
Udara menjadi salah satu kebutuhan manusia yang tidak dapat dielakkan. Namun tahukah Anda jumlah waktu setiap manusia?
Bayangkan saja bagaimana manusia akan hidup tanpa adanya udara hingga diizinkannya untuk dibawa.

Aktivitas untuk berlibur sendiri tak pernah luput dari setiap orang. Pernapasan sama pentingnya dengan aktivitas jantung dalam memompa darah melaui tubuh Anda.

Mekanisme Pernafasan

Bernapas adalah proses pengambilan udara pernapasan luar untuk dibawah masuk ke dalam paru-paru dan proses pengeluaran gas sisa ke udara bebas. Proses bernapas pada manusia dibedakan menjadi dua yaitu:
1.Inspirasi yaitu pemasukan oksigen dan udara atmosfer ke paru-paru.
2.Ekspirasi  yaitu pengeluaran karbon dioksida dan uap air dari paru-paru keluar tubuh.

Pemanfaatan oksigen untuk respirasi di dalam tubuh

Dalam pernapasan oksigen digunakan untuk pembakaran bahan makanan di dalam sel tubuh. Proses pembakaran tubuh tersebut disebut oksidasi biologi. Oksidasi biologi sebenarnya adalah proses pemecahan zat gula agar diperoleh energi, dengan oksigen berperan sebagai zat pembakar atau tepatnya sebagai aseptor electron/hydrogen.

Selain gula, zat makanan yang dapat dioksidasi adalah lemak dan protein, setelah melalui proses reaksi kimia yang berbeda-beda. Bahan makanan tersebut merupakan sumber makanan yang kaya energi. Proses oksidasi secara sederhana daapt diiktisarkan sebagai berikut:

C6H12O6  +  6O2 → 6CO2  +6H2O  +  38 ATP (Energi)

Respirasi adalah proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik di dalam sel guna memperoleh energi. Respirasi bertujuan menghasilkan energi. Energi hasil respirasi tersebut sangat diperlukan untuk aktivitas hidup seperti mengatur suhu tubuh, pergerakan, pertumbuhan, dan reproduksi.

Jalur udara pernapasan untuk menuju sel-sel tubuh adalah:

Rongga hidung → faring (rongga tekak) → laring → trakea (batang tenggorok) → bronkus → paru-paru → alveolus ( oksigen diikat oleh hemoglobin dalam darah) →sel-sel tubuh —> metabolisme dalam sel-sel tubuh dalam siklus kreb’s (mitokondria) —> ATP (Energi).

COVID 19 : sebuah penyakit yang menyerang Sistem Pernafasan.

Apa itu Coronavirus?

Coronavirus adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Pada manusia, beberapa coronavirus diketahui menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Virus corona yang paling baru ditemukan menyebabkan penyakit coronavirus COVID-19.

Apa saja gejala COVID-19?

Gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, kelelahan, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami sakit dan nyeri, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare.

Gejala-gejala ini biasanya ringan dan mulai secara bertahap. Beberapa orang terinfeksi tetapi tidak mengalami gejala apa pun dan merasa tidak enak badan.

Kebanyakan orang (sekitar 80%) pulih dari penyakit tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari setiap 6 orang yang mendapatkan COVID-19 sakit parah dan mengalami kesulitan bernapas.

Orang yang lebih tua, dan mereka yang memiliki masalah medis yang mendasari seperti tekanan darah tinggi, masalah jantung atau diabetes, lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit serius. Orang dengan demam, batuk dan kesulitan bernapas harus mencari perhatian medis.

Bagaimana COVID-19 menyebar?

Orang dapat menangkap COVID-19 dari orang lain yang memiliki virus. Penyakit ini dapat menyebar dari orang ke orang melalui tetesan kecil dari hidung atau mulut yang menyebar ketika seseorang dengan COVID-19 batuk atau buang napas.

Tetesan ini mendarat pada benda dan permukaan di sekitar orang tersebut. Orang lain kemudian menangkap COVID-19 dengan menyentuh benda atau permukaan ini, kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut mereka. Orang-orang juga dapat menangkap COVID-19 jika mereka menghirup tetesan dari seseorang dengan COVID-19 yang batuk atau mengeluarkan tetesan. Inilah sebabnya mengapa penting untuk tinggal lebih dari 1 meter (3 kaki) dari orang yang sakit.

Berapa lama masa inkubasi COVID-19?

“Masa inkubasi” berarti waktu antara menangkap virus dan mulai memiliki gejala penyakit. Sebagian besar perkiraan masa inkubasi untuk COVID-19 berkisar antara 1-14 hari, paling umum sekitar lima hari. Perkiraan ini akan diperbarui saat lebih banyak data tersedia.

Baca Juga:  Peluang dan Tantangan Pendidikan di Era Covid-19

Perjalanan Virus corona menginfeksi manusia.

Para peneliti yang dipimpin oleh Qiang Zhou, seorang peneliti di Universitas Westlake di Hangzhou, China, mengungkapkan bagaimana virus baru ini menempel pada reseptor di sel pernapasan yang disebut angiotensin-converting enzyme 2 (ACE-2).

Selanjutnya untuk menginfeksi inang (manusia), virus harus masuk ke satu sel manusia. Mereka menggunakan ‘mesin’ sel ini untuk mereplikasi diri, yang kemudian menyebar ke sel-sel baru.

Dalam jurnal Science, peneliti dari University of Texas di Austin menggambarkan kunci molekuler kecil pada SARS-CoV-2 yang memberikan akses virus masuk ke dalam sel. Kunci ini disebut protein S.

Patogenesis

Zhou dan timnya menemukan ikatan molekul antara protein S dan ACE2, masuknya virus ke sel host diperantarai oleh Protein S yg ada dipermukaan virus.

Protei S berikatan dg reseptor di sel host yaitu enzym ACE-2. Sekuens dari RBD (Reseptor binding domain) termasuk RBM (Reseptor-binding-motif) pada SARS Co-2 kontak lansung dengan enzim ACE-2.

Setelah berhasil masuk, Selanjutnya translasi replikasi gen dari RNA genom virus. Selanjutnya replikasi dan transkripsi dimana sintesis virus RNA melalui translasi dan perakitan dari kompleks replikasi virus.

Patofisiologi

Masuknya covid 19 ke dalam sel menginduksi keluarnya sitokin2.
Ditemukan sitokin dalam jumlah tinggi : IL1B, IFNy, IP10 dan MCP1 seta kemungkinan mengaktifkan T-helper-1 (Th1).

Selain itu meningkatkan T-helper-2 (Th2) cytokines (eg.IL4 and IL10) yang mensupresi inflamasi berbeda dari SARS-CoV.
Pada pasien Covid 19 di ICU ditemukan GCSF, IP10, MCP1. MIP1A, dan TNFalfa konsentrasi lebih tinggi dibandingkan yg tdk membutuhkan ICU —> Cytokine storm.
Cytokine storm —>berkaitan dg derajat keparahan.

Virus corona diyakini oleh Matthew B. Frieman, profesor dari University of Maryland – School of Medicine, memiliki pola infeksi yang serupa. Pola pertama adalah replikasi virus.

Virus akan menjadi banyak dan menyebar ke daerah lain di bagian tubuh kurang lebih dalam waktu satu minggu setelah diserang. CT scan menunjukkan kerusakan pada paru-paru tersebut, tetapi virus berkembang sangat lambat.

Setelah itu virus mulai merusak sistem kekebalan tubuh
Pada fase ini kerusakan infeksi virus mulai menyerang sistem kekebalan tubuh, menyebabkan tubuh menjadi semakin lemah sehingga penyakit juga muncul.

Meningkatnya demam, kesulitan mendapatkan asupan oksigen, dan munculnya sindrom gangguan pernapasan adalah tanda-tanda tahap selanjutnya infeksi ini.

Pada fase ini kerusakan infeksi virus mulai menyerang sistem kekebalan tubuh, menyebabkan tubuh menjadi semakin lemah sehingga penyakit juga muncul. Meningkatnya demam, kesulitan mendapatkan asupan oksigen, dan munculnya sindrom gangguan pernapasan adalah tanda-tanda tahap selanjutnya infeksi ini.

Virus corona dipercaya mengganggu produksi lendir dan fungsi bulu di paru-paru pada fase ini, Artikel National Geographic menjelaskan bahwa sel-sel paru memiliki dua kelas: satu bagian menghasilkan lendir dan lainnya memiliki rambut yang disebut silia. Kedua kelas ini membantu jaringan paru untuk dilindungi dari patogen.

Dalam kasus virus corona mirip dengan SARS, virus ini menyerang sel-sel ini, menyebabkan silia berfungsi sehingga kotoran dan lendir masuk dan mengisi paru-paru. Dari sini, fase infeksi terakhir dimulai.

Fase terakhir, virus telah merusak paru-paru. Paru-paru semakin kritis. Itu disebabkan oleh kegagalan jaringan. Jaringan paru yg gagal berakibat sesak nafas sampai gagal nafas dan akan menimbulkan kematian.

Bagaimana hubungannya antara nafas, bernafas dan jiwa dalam masa wabah corona ?

Kehidupan manusia hakikatnya adalah kumpulan nafas-nafas.

Jumlah setiap manusia bernafas dalam sehari sendiri tergantung pada usia dan tingkat aktivitasnya. Anak-anak lebih menyukai tingkat pernapasan yang lebih cepat.

Misalnya, bayi yang baru lahir lebih sering bernafas dengan jumlah sekira 30-60 kali per menit. Sementara balita menghabiskan waktu 20-30 kali per menit.

Anak remaja dan orang dewasa saat istirahat, biasanya bernafas sekira 12-20 kali per menit. Berharap dalam satu hari mereka menantang mencapai 17.000 – 30.000 nafas per hari atau lebih.

Tingkat pernapasan rata-rata sendiri saat Anda beristirahat. Saat berolahraga atau berjalan di sekitar rumah atau sekolah, tingkat pernapasan Anda naik. Sangat mungkin Anda bisa bernafas 50.000 kali atau lebih per hari jika Anda aktif.

Hifdzun Nafs (Menjaga dan memelihara Jiwa)

Pernah mendengar sosok Irfan Bahri?
Ia adalah sosok santri yang berasal dari Bekasi. Ia viral karena videonya ketika melawan para begal. Sikap yang diambil oleh Irfan Bahri ketika melawan begal adalah sikap yang tepat terutama dalam poin maqashid syariah yaitu menjaga jiwa. Tindakan yang diambil Irfan mencerminkan perwujudan dari menjaga jiwa.

Dalam masa wabah corona ini, bahwa Virus Corona akan menyerang sistem pernafasan manusia.

Usaha2 atau ikhtiyar yang bisa dilakukan yaitu dengan menjalankan anjuran2 dari para ahlinya (dokter, tenaga kesehatan ataupun pemerintah) sebagai berikut :

1). Memakai masker saat di luar dalam kondisi apapun dengan tujuan untuk mencegah penularan dan menjaga agar tdk mudah tertular dari droplet yg mengandung virus corona, disamping itu menggunakan masker minimal 2 jam juga bisa meningkat suhu dalam rongga hidung sehingga bisa membantu mematikan virus.

Baca Juga:  Al-Ghazali, Orientalis dan Perkembangan Pengetahuan

2). Melakukan cuci tangan sesering mungkin dengan menggunakan sabun dan air mengalir lebih efektif dari pada memakai desinfektan karena air sabun mengandung lemak sehingga bisa menghancurkan membran virus yang juga terbuat dari lemak dan merusak kedalamnya lalu menghancurkan virus tersebut dan dibuang lewat aliran air mengalir.

3). Stay at home (di rumah) melakukan pekerjaan, kegiatan dan beribadah di dalam rumah ikut berperan dalam memutus mata rantai penularan virus.

4). Physical distancing, jaga jarak 1-1,5 m dengan sesama agar tidak mudah terkena droplet yg sdh terinfeksi virus corona.

5). Sosial distancing, menjauhui keramaian seperti hajatan, kumpulan, pesta, rapat dll, dengan tujuan untuk memutus mata rantai penularan virus corona.

6). PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Penerapan PSBB telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020. PSBB adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi corona virus disease 2019 (Covid-19) sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebarannya.

Guna dapat menetapkan PSBB, setiap wilayah harus memenuhi kriteria:
a). Jumlah kasus dan atau jumlah kematian akibat penyakit meningkat dan menyebar secara signifikan dan cepat ke beberapa wilayah.

b). Terdapat kaitan epidemiologis dengan kejadian serupa di wilayah atau negara lain.

7). Istirahat dan Olah Raga yg cukup akan menjadikan tubuh fit dan segar sehingga bisa meningkatkan imunitas.

8). Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yg banyak mengandung Vit.C (Jambu biji merah, Jeruk) dan Vit.E (Kecambah atau togae) semua itu akan bisa menambah imunitas agar tidak mudah terserang virus.

9). Melakukan berjemur 15 menit sekitar jam 10 untuk menerima pro vit-D3 dari sinar matahari ultra violet B sehingga diserap oleh tubuh dan berikatan dengan lemak lalu di ubah atau disentesis menjadi Vit D3 aktif sebagai bahan dasar utk meningkatkan Imunitas agar tidak mudah terserang penyakit.

10). Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut. Mengapa? Tangan menyentuh banyak permukaan dan dapat mengambil virus. Setelah terkontaminasi, tangan dapat memindahkan virus ke mata, hidung, atau mulut Anda. Dari sana, virus bisa masuk ke tubuh Anda dan bisa membuat anda sakit.

11) Jika Anda mengalami demam, batuk, dan sulit bernapas, segera cari perawatan medis. Tetap di rumah jika Anda merasa tidak sehat. Jika Anda mengalami demam, batuk dan kesulitan bernapas, cari bantuan medis dan hubungi terlebih dahulu. Ikuti arahan otoritas kesehatan setempat Anda.
Mengapa ?

Otoritas nasional dan lokal akan memiliki informasi terbaru tentang situasi di daerah Anda. Menelepon terlebih dahulu akan memungkinkan penyedia layanan kesehatan Anda dengan cepat mengarahkan Anda ke fasilitas kesehatan yang tepat. Ini juga akan melindungi Anda dan membantu mencegah penyebaran virus dan infeksi lainnya.

Semua usaha dan ikhtiyar di atas pada intinya untuk menjaga sistem pernafasan manusia agar tidak mudah kemasukan atau terserang virus corona dan juga tidak menularkan virus kepada orang lain. Sikap dan perilaku semacam ini juga bisa dikatakan memelihara jiwa baik jiwa dirinya sendiri juga jiwa orang lain dan merupakan bagian dari Maqosidus Syariah: Hifdzun Nafs (menjaga dan memelihara jiwa atau kehidupan).

Nah dari sinilah peran dan kewajiban kita dalam menjaga sistem pernafasan kita dengan baik dan benar yang menjadi bagian dari Hifdzun Nafs (menjaga Jiwa).

Menjaga jiwa juga erat kaitannya untuk menjamin atas hak hidup manusia seluruhnya tanpa terkecuali.

Hal ini tercantum dalam QS. Al-Maidah ayat 32 yang artinya,

مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي الْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَا أَحْيَا النَّاسَ جَمِيعًا

“Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (QS. Al Maidah: 32).

Gerakan dengan semangat memelihara jiwa merupakan bagian dari maqosidus syariat yaitu Hifdzun Nafs (menjaga jiwa) dan hal tersebut sekaligus berperan memberikan kontribusi menjaga kesehatan sosial, umat dan rakyat . Kondisi kesehatan umat akan menjadi modal dasar dari pembangunan untuk kesejahteraan umat sebagai rohmatal lil alamiiin.

Proses bernafas yang secara syariat menjadikan manusia dapat bergerak dan terus hidup. Setiap tarikan nafas yang kita lakukan, sesungguhnya telah tercatat dalam catatan Tuhan sebagai sebuah ketentuan hidup yang harus kita lakoni.

Semua sudah dalam genggaman qadha dan qadar Tuhan.
Ketika seorang muslim meyakini prinsip ini dalam hatinya, maka ia akan lebih tenang menjalani hidupnya, sebab ia yakin bahwa proses kehidupan yang dijalani tidak lepas dari campur tangan Tuhan.

Dalam hikmah ini, seakan Syekh Ibnu Athaillah ingin menyampaikan kepada para salik bahwa sesungguhnya segala gerak tubuh, hembusan nafas, bahkan pergerakan hati tidak lepas dari pengawasan Allah Swt.
Prinsip ini adalah dasar akidah seorang muslim. Seorang muslim yang memiliki keyakinan semacam ini selalu mengukur dengan tolak ukur syariat setiap akan melakukan sesuatu.

Baca Juga:  Menghormati Jenazah

Dalam proses bernafas dan respirasi yang dapat menghasilkan energi dan energilah memungkinkan nafs/jiwa seseorang akan menimbulkan aktivitas berfikir, motivasi, keinginan bahkan nafsu syahwat atau nafsu mutmainnah.

Untuk itulah maka energi ini harus di kelola dengan baik dengan cara:
Menanamkan keimanan dalam diri kita bahwa kita sangat membutuhkan pada oksigen dan nitrogen dari alam bebas yang telah disediakan oleh Allah secara gratis dan cuma-cuma maka kondisi tersebut patut kita syukuri.

Salah satu metode untuk mensyukurinya denga cara saat melakukan proses bernafas saat inspirasi atau menghirup udara dari luar disertakan mengucap lafadz dalam hati “Allah” dan saat ekspirasi atau mengeluarkan nafas disertai ucap lafadz Hu sehingga hasil bernafas dan respirasi kita akan menghasilkan energi yang positif yang mempunyai kecenderungan menimbulkan nafsu yang tenang (mutma’innah).

Oksigen yang kita hirup akan diikat oleh hemoglobin dalam darah kita, darah dibentuk oleh sari2 makanan yang kita makan maka untuk memperkuat energi positif yang dihasilkan bernafas juga harus menjaga makanan dengan memastikan kehalalan dan kethoyiban dari asupan makanan dalam tubuh kita.

Dalam tahapan ini berarti kita sudah menjaga setiap respirasi dengan baik dan benar, jangan gunakan nafasmu untuk maksiat tapi untuk energi kebaikan dan kemaslahatan.

Pandai-pandailah menggunakan nafas untuk taat dan dzikir untuk Allah. Jangan sampai nafas terlepas sia-sia. Gunakan untuk selalu mengingat untuk Allah.

Jadikan Allah selalu dalam hati. Dengan begitu, maka aghyar (selain Allah) yang merintangi akan hilang dari hatimu. Yang ada di hati hanyalah Allah.
Selalu ingat kepada Allah dan tenggelam dengan Allah seperti yang terjadi pada Imam Junaid yang menyatakan bahwa: Dibutuhkan lebih banyak tahun berbicara dengan manusia, tetapi sebenarnya ia berbicara dengan Allah. Berharap, Imam Junaid tidak pernah melupakan Allah.

Konsep Berfikir dan Beramal :

Semangat mengharmonikan dan menselaraskan antara daya Naqli-Wahyu- Imaniyah dengan daya Aqli-Ro’yu-Ilmiah.

Hadapi wabah Corona ini dengan Profesional (Berdasarkan ilmu: cuci tangan, pakai masker, pakai APD, stay at home, physical distancing, social distancing dsb), secara Proporsional (Meletakan dan mensikapi segala sesuatu sesuai haknya, sesuai porsinya, sampaikan segala sesuatu apa adanya, sesuai porsinya jangan di lebih-lebihkan atau ditutup-tutupi), Jangan panik dan tetap Tenang yang selalu di iringi dengan Do’a dan Sholawat atas Nabi Muhammad saw.

Ketenangan jiwa solusi persoalan

1. Allah swt bersabda

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.(QS.Ar-Ra’du:11).

2.Rasulullah saw bersabda,

الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّى فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا. وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ

“Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih Allah cintai daripada seorang mukmin yang lemah, dan masing-masing berada dalam kebaikan. Bersungguh-sungguhlah pada perkara-perkara yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu bersikap lemah.

Jika kamu tertimpa sesuatu, janganlah kamu katakan: ‘Seandainya aku berbuat demikian, pastilah akan demikian dan demikian’ Akan tetapi katakanlah: ‘Qoddarallah wa maa syaa fa’ala (Allah telah mentakdirkan hal ini dan apa yang dikehendakiNya pasti terjadi)’. Sesungguhnya perkataan ‘Seandainya’ membuka pintu perbuatan setan.” (HR. Ahmad dan Muslim )

3. Allah SWT bersabda

يٰۤاَ يَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ۖ ارْجِعِيْۤ اِلٰى رَبِّكِ رَا ضِيَةً مَّرْضِيَّةً ۚ
فَا دْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِى ۙ
وَا دْخُلِيْ جَنَّتِى

“Wahai jiwa yang tenang !, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridho dan diridhoi-Nya, Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku,” dan masuklah ke dalam surga-Ku.”
(QS. Al-Fajr : 27-30)

Jiwa yang Tenang
Jiwa yang tenang adalah jiwa yang membenarkan dan mengimani janji-janji Allâh SWT kemudian dia beriman, bertakwa dan berlepas diri dari kesyirikan dan keburukan. Jiwa yang mengingat Allâh SWT dan jiwa yang bahagia karena kecintaannya kepada Allâh SWT.

Ketenangan Jiwa adalah kondisi jiwa setelah melakukan dan meyempurnakan ikhtiyar lalu bertawakal kepada Allah swt shg didapatkan jiwa yg tenang.

Jiwa yang berada di dalam tengah-tengah pusaran gelombang samudra ketauhidan sedemikian rupa sehingga dia bergerak dalam diam dan diam dalam derasnya dinamika dialektika dan selanjutnya dia tak bisa melihat, mendengar dan merasakan apapun kecuali menyaksikan indah dan nikmatnya ketauhidan hakiki sehingga tak tersadarkan atas kehendak-Nya bisa terselamatkan dalam wabah virus corona duniawi.

Saatnya menyatukan seluruh komponen kekuatan bangsa dan menghindari perdebatan yang kontraproduktif.

Saatnya kita bersatu, berkolaborasi dan bersinergi bersama-sama saling mengisi dan menguatkan, saling mengingatkan untuk waspada dan mensupport untuk menenangkan, saling menyempurnakan ikhtiyar, berdo’a dan bersholawat atas Nabi Muhammad saw agar Allah berkenan menyelematkan kita semua, bangsa dan negeri kita dari segala macam marabahaya termasuk dari wabah corona yang mendunia.

آمين يارب العالمين
آمين يامجيب السإلين

Abdul Aziz
Direktus RSI NU Demak. Ketua LKNU PCNU Demak.

Rekomendasi

Tinggalkan Komentar

More in Opini