Seluruh dunia, begitu juga negara Indonesia pada tahun ini benar-benar disibukkan bahkan dihebohkan dengan kedatangan wabah, berupa virus corona atau covid-19. Virus ini cenderung mudah menyebar dan menular, dengan media droplet, sehingga cepat menjadi pandemi di seluruh dunia. Dampak dari kemunculan virus ini tidak hanya menurunkan sektor perekonomian, virus yang awal mula muncul di Kota Wuhan negara Tiongkok sekitar akhir tahun 2019 ini, bahkan turut menurunkan sektor kemanusian di negara kita Indonesia .

Turunnya sektor kemanusian di negara kita, bisa dilihat dari tidak sedikitnya saudara-saudara kita yang menjadi korban keganasan covid-19, maupun tenaga medis selaku pejuang di garda depan dalam menumpas virus ini, malah diperlakukan secara tidak manusiawi. Boro-boro mereka disambut bak seorang pahlawan, justru ada dari mereka diminta keluar dari kos-nya karena empunya takut penghuni lain tertular, bahkan yang lebih ekstrim lagi ketika ada korban yang meninggal jenazahnya ditolak tidak boleh dimakamkan di tempat asalnya.

Entah, apa yang melatarbelakangi mereka sehingga berbuat seperti itu, yang pasti tindakan mereka tidak elok. Kita hidup disebuah negara yang mengedepankan sisi kemanusiaan dalam hidup berbangsa dan bernegara, tapi mereka malah sebaliknya. Orang-orang seperti ini  memang harus disadarkan dan dipahamkan bahwa sifat welas asih terhadap sesama itu sebenarnya akan menolong mereka sendiri mendapatkan maqom (kedudukan) yang mulia di sisi pencipta-NYA.

Siapa yang tidak kenal dengan Imam al Ghazali? Sebagaian besar umat Islam pasti mengenalnya, kalau tidak mengenal mungkin malah terasa aneh. Nama lengkapnya Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali, lahir pada tahun 450 H di Desa Gazalah dekat Tus, Persia (Iran), dunia Barat mengenalnya dengan nama Algazel, beliau adalah seorang guru Sufi, filosof, dan teolog Muslim, selain itu beliau juga seorang ulama yang produktif dengan berbagai karya kitab.

Baca Juga:  Kelas Puasa Versi Al-Ghazali, Mulai Kelas Amatir hingga Kelas Profesional

Konon Imam al Ghazali yang masyhur sebagai seorang ulama dengan segudang prestasi, serta mendapatkan gelar hujjatul Islam (pembela agama Islam) karena mempunyai daya ingat yang kuat dan bijak ini, setelah wafat yang menjadikannya mendapat nikmat di alam kuburnya ternyata bukanlah prestasi-prestasinya yang membanggakan itu, tapi sebab welas asih beliau kepada seekor lalat.

Syahdan, setelah Imam al-Ghazali wafat, selang beberapa hari, ada seorang Ulama yang juga merupakan sahabat dekatnya, beliau bermimpi bertemu dengan sang Imam. Dalam mimpinya terjadilah dialog antara Imam al-Gazali dengan sahabatnya ini. Bertanyalah kepada Imam al-Gazali, ” Wahai sahabatku, apa yang telah diperbuat Allah kepadamu? “. Dalam mimpi itu Imam al-Ghazali menjawab,” Allah telah memberikan nikmat dengan menempatkanku di tempat yang paling baik “.

Dengan penasaran sahabatnya kemudian bertanya lagi “Apakah yang menjadikan engkau ditempatkan Allah ditempat yang paling baik itu? Apakah itu karena prestasi-prestasi dan banyaknya kitab-kitab bermanfaat yang telah engkau tulis?”. Kemudian Imam al-Ghazali menjawab. “bukan sahabatku, Allah memberiku tempat yg terbaik, hanya karena pada saat aku menulis aku memberikan kesempatan kepada seekor lalat untuk meminum tintaku karena kehausan, aku lakukan itu karena welas asih-ku kepadanya.”

Bayangkan welas asih kepada seekor lalat saja bisa memberikan kemulyaan seseorang, apalagi kepada sesama manusia. Makanya, kisah-kisah seperti ini perlu kita baca dan renungkan bersama di situasi yang super heboh karena pandemi virus corona, supaya tidak ada perbuatan-perbuatan yang tidak manuisawi terhadap saudara-saudara kita yang terkena keganasnya virus corona ini. [HW]

Rohmad Arkam
Dosen STKIP PGRI Ponorogo, Pernah Belajar di PP Al-Islam Joresan Ponorogo

    Rekomendasi

    1 Comment

    1. […] laporannya, Ketua Panitia Konfercab Abdul Syakir menyatakan bahwa konflik kemanusiaan di Gaza adalah hal yang sangat disayangkan. Selain mengutuk aksi kejam Israel, ia meminta pemerintah RI […]

    Tinggalkan Komentar

    More in Hikmah